| ||||||||||||||||||||||||
alif-laam-miim | ||||||||||||||||||||||||
1. Alif laam miin [10]. [10] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Qur'an seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al-Qur'an itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur'an diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad SAW semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu. | ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
dzaalika alkitaabu laa rayba fiihi hudan lilmuttaqiina | ||||||||||||||||||||||||
2. Kitab [11] (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa [12], [11] Tuhan menamakan Al-Qur'an dengan Al Kitab yang di sini berarti "yang ditulis", sebagai isyarat bahwa Al-Qur'an diperintahkan untuk ditulis. [12] Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja. | ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
alladziina yu/minuuna bialghaybi wayuqiimuuna alshshalaata wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna | ||||||||||||||||||||||||
3. (yaitu) mereka yang beriman [13] kepada yang ghaib [14], yang
mendirikan shalat [15], dan menafkahkan sebahagian rezki [16] yang Kami
anugerahkan kepada mereka. [13] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu. [14] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya kepada yang ghjaib yaitu, meng-i'tikadkan adanya sesuatu "yang maujud" yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat, Hari akhirat dan sebagainya. [15] Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya. [16] Rezki: segala yang dapat diambil manfa'atnya. Menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain. | ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
waalladziina yu/minuuna bimaa unzila ilayka wamaa unzila min qablika wabial-aakhirati hum yuuqinuuna | ||||||||||||||||||||||||
4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah
diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu
[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat [18]. [17] Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad SAW ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur'an seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al-Qur'an yang diturunkan kepada para Rasul. Allah menurunkan Kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada Rasul. [18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir. | ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
ulaa-ika 'alaa hudan min rabbihim waulaa-ika humu almuflihuuna | ||||||||||||||||||||||||
5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung [19]. [19] Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya. | ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
inna alladziina kafaruu sawaaun 'alayhim a-andzartahum am lam tundzirhum laa yu/minuuna | ||||||||||||||||||||||||
6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. | ||||||||||||||||||||||||
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu
Ikrimah, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah,
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir
dua ayat. Kedua ayat tersebut turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi
Madinah. Diketengahkan dari Rabi` bin Anas, "Dua ayat diturunkan
tentang memerangi kaum sekutu, yaitu, 'Sesungguhnya orang-orang kafir
itu sama saja halnya bagi mereka', sampai dengan '...dan bagi mereka
disediakan siksa yang keras.'" (Q.S. Al-Baqarah 6-7).
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
khatama allaahu 'alaa quluubihim wa'alaa sam'ihim wa'alaa abshaarihim ghisyaawatun walahum 'adzaabun 'azhiimun | ||||||||||||||||||||||||
7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka [20], dan
penglihatan mereka ditutup [21]. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. [20] Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya. [21] Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri. | ||||||||||||||||||||||||
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu
Ikrimah, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah,
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir
dua ayat. Kedua ayat tersebut turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi
Madinah. Diketengahkan dari Rabi` bin Anas, katanya, "Dua ayat
diturunkan tentang memerangi kaum sekutu, yaitu, 'Sesungguhnya
orang-orang kafir itu sama saja halnya bagi mereka', sampai dengan
'...dan bagi mereka disediakan siksa yang keras.'" (Q.S. Al-Baqarah
6-7).
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
wamina alnnaasi man yaquulu aamannaa | ||||||||||||||||||||||||
8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah
dan Hari kemudian [22]," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman. [22] Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya. | ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
yukhaadi'uuna allaaha waalladziina aamanuu wamaa yakhda'uuna illaa anfusahum wamaa yasy'uruuna | ||||||||||||||||||||||||
9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. | ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||
fii quluubihim maradhun fazaadahumu allaahu maradhan walahum 'adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakdzibuuna | ||||||||||||||||||||||||
10. Dalam hati mereka ada penyakit [23], lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka
berdusta. [23] Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad SAW lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi SAW, agama dan orang-orang Islam. |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
wa-idzaa qiila lahum laa tufsiduu fii al-ardhi qaaluu innamaa nahnu mushlihuuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
11. Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi [24]". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan." [24] Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
alaa innahum humu almufsiduuna walaakin laa yasy'uruuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
12. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
wa-idzaa qiila lahum aaminuu kamaa aamana alnnaasu qaaluu anu/minu kamaa aamana alssufahaau alaa innahum humu alssufahaau walaakin laa ya'lamuuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
13. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
wa-idzaa laquu alladziina aamanuu qaaluu aamannaa wa-idzaa khalaw ilaa syayaathiinihim qaaluu innaa ma'akum innamaa nahnu mustahzi-uuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka
mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada
syaitan-syaitan mereka [25], mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami
sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." [25] Maksudnya: pemimpin-pemimpin mereka. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Diketengahkan oleh Wahidi dan Tsa`labi, dari jalur Muhammad bin Marwan
dan Assadiyush Shaghir, dari Al-Kalbiy, dari Abu Shalih, dari Ibnu
Abbas, katanya, "Ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Ubay dan
konco-konconya. Ceritanya bahwa pada suatu hari mereka keluar lalu
ditemui oleh beberapa sahabat Rasulullah saw., lalu Abdullah bin Ubay
berkata, 'Lihatlah, bagaimana orang-orang bodoh itu kuusir dari kalian!'
Lalu ia maju ke depan dan menjabat tangan Abu Bakar seraya berkata,
'Selamat untuk Shiddiq penghulu Bani Tamim dan sesepuh agama Islam,
pendamping Rasulullah di dalam gua dan telah membaktikan raga dan
hartanya untuk Rasulullah.' Kemudian dijabatnya pula tangan Umar seraya
berkata, 'Selamat untuk penghulu Bani Adi bin Kaab, Faruq yang perkasa
(Umar) dalam agama Allah dan telah menyerahkan raga dan hartanya untuk
Rasulullah.' Setelah itu disambutnya pula tangan Ali seraya berkata,
'Selamat untuk saudara sepupu dan menantu Rasulullah, penghulu Bani
Hasyim selain Rasulullah.' Kemudian mereka berpisah, Abdullah mengatakan
kepada anak buahnya, 'Bagaimana pendapat kalian tentang perbuatanku
tadi? Nah, jika kalian menemui mereka, lakukanlah seperti yang telah aku
lakukan itu!' Mereka memuji perbuatannya itu, sementara kaum muslimin
kembali kepada Nabi saw. dan menceritakan peristiwa tersebut, maka
turunlah ayat ini." Isnad dari riwayat ini lemah sekali, karena
Assadiyush Saghir itu seorang pembohong, demikian pula Al-Kalbiy dan Abu
Saleh adalah orang-orang yang akurasinya lemah.
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
allaahu yastahzi-u bihim wayamudduhum fii thughyaanihim ya'mahuuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
ulaa-ika alladziina isytarawuu aldhdhalaalata bialhudaa famaa rabihat tijaaratuhum wamaa kaanuu muhtadiina | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
16. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
matsaluhum kamatsali alladzii istawqada naaran falammaa adhaa-at maa hawlahu dzahaba allaahu binuurihim watarakahum fii zhulumaatin laa yubshiruuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api [26],
maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya
(yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak
dapat melihat. [26] Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah, karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam dada mereka. Keadaan mereka digambarkan Allah seperti dalam ayat tersebut di atas. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
18. Mereka tuli, bisu dan buta [27], maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar), [27] Walaupun pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli, bisu dan buta oleh karena tidak dapat menerima kebenaran. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
aw kashayyibin mina alssamaa-i fiihi zhulumaatun wara'dun wabarqun yaj'aluuna ashaabi'ahum fii aatsaanihim mina alshshawaa'iqi hadzara almawti waallaahu muhiithun bialkaafiriina | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
19. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit
disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya
dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan
mati [28]. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir [29]. [28] Keadaan orang-orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung peringatan, adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. Mereka menyumbat telinganya karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan Al-Qur'an itu. [29] Maksudnya pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang kafir. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Diketengahkan oleh Ibnu Jarir, dari jalur Assadiyul Kabir, dari Abu
Malik dan Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Masud,
segolongan sahabat, kata mereka, "Ada dua orang laki-laki dari kaum
munafik warga kota Madinah, melarikan diri dari Rasulullah kepada
golongan musyrik, mereka ditimpa hujan lebat yang disebutkan Allah itu,
diiringi guruh dan petir serta kilat yang memancar-mancar tiap petir itu
datang, mereka pun menyumbat anak telinga mereka dengan jari, karena
takut akan dimasukinya hingga mereka tewas karenanya. Jika kilat
memancar, mereka pun berjalan dalam cahayanya, tetapi jika cahayanya
padam, mereka berhenti karena tidak melihat apa-apa. Akhirnya dengan
berjalan seperti itu sampailah mereka ke tempat yang dituju, lalu kata
mereka; 'Wahai, cepatlah kiranya datang waktu pagi, hingga kita dapat
menemui Muhammad dan berbaiat kepadanya.' Demikianlah mereka menemuinya
serta berbaiat kepadanya lalu masuk Islam serta baiklah keislaman
mereka." Maka Allah pun menjadikan perilaku kedua orang munafik yang
melarikan diri ini sebagai tamsil perbandingan bagi orang-orang munafik
yang ada di Madinah. Orang-orang munafik itu, jika mereka hadir dalam
majelis Nabi saw. menaruh jari-jiri mereka ke telinga masing-masing
karena takut akan ucapan Nabi saw. kalau-kalau ada wahyu turun mengenal
diri mereka, atau disebutkan sesuatu tentang perilaku mereka hingga
mereka menemui ajal karenanya, sebagaimana yang dilakukan serta
dikhawatirkan oleh kedua orang munafik yang melarikan diri tadi. Jika
ada cahaya, mereka pun berjalan, artinya jika telah banyak harta benda
dan anak-anak mereka, serta mereka beroleh harta rampasan atau mencapai
suatu kemenangan, mereka pun maju ke depan, lalu kata mereka ketika itu,
"Benarlah agama Muhammad", dan mereka berpegang teguh kepadanya, tak
ubahnya bagai dua orang munafik tadi yang berjalan setiap kilat
memancar; dan jika hari gelap, mereka berhenti, artinya jika harta benda
dan anak-anak mereka habis, punah, atau jika mereka ditimpa malapetaka,
maka kata mereka, "Ini tidak lain hanyalah karena ulah agama Muhammad,
dan mereka berbalik kafir seperti halnya kedua orang munafik tadi, yakni
jika kilat tidak memancar lagi."
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
yakaadu albarqu yakhthafu abshaarahum kullamaa adhaa-a lahum masyaw fiihi wa-idzaa azhlama 'alayhim qaamuu walaw syaa-a allaahu ladzahaba bisam'ihim wa-abshaarihim inna allaaha 'alaa kulli syay-in qadiirun | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
yaa ayyuhaa alnnaasu u'buduu rabbakumu alladzii khalaqakum waalladziina min qablikum la'allakum tattaquuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
alladzii ja'ala lakumu al-ardha firaasyan waalssamaa-a binaa-an wa-anzala mina alssamaa-i maa-an fa-akhraja bihi mina altstsamaraati rizqan lakum falaa taj'aluu lillaahi andaadan wa-antum ta'lamuuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu;
karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah [30],
padahal kamu mengetahui. [30] Ialah segala sesuatu yang disembah di samping menyembah Allah seperti berhala-berhala, dewa-dewa, dan sebagainya. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
wa-in kuntum fii raybin mimmaa nazzalnaa 'alaa 'abdinaa fa/tuu bisuuratin min mitslihi waud'uu syuhadaa-akum min duuni allaahi in kuntum shaadiqiina | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah [31] satu surat (saja)
yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar. [31] Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al-Qur'an itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mu'jizat Nabi Muhammad SAW | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
fa-in lam taf'aluu walan taf'aluu faittaquu alnnaara allatii waquuduhaa alnnaasu waalhijaaratu u'iddat lilkaafiriina | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
24. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
wabasysyiri alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati anna lahum jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru kullamaa ruziquu minhaa min tsamaratin rizqan qaaluu haadzaa alladzii ruziqnaa min qablu wautuu bihi mutasyaabihan walahum fiihaa azwaajun muthahharatun wahum fiihaa khaaliduuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
25. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan
berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam
surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan
kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk
mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di
dalamnya [32]. [32] Keni'matan di syurga itu adalah keni'matan yang serba lengkap, baik jasmani maupun rohani. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
inna allaaha laa yastahyii an yadhriba matsalan maa ba'uudhatan famaa fawqahaa fa-ammaa alladziina aamanuu faya'lamuuna annahu alhaqqu min rabbihim wa-ammaa alladziina kafaruu fayaquuluuna maatsaa araada allaahu bihaadzaa matsalan yudhillu bihi katsiiran wayahdii bihi katsiiran wamaa yudhillu bihi illaa alfaasiqiina | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
26. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk
atau yang lebih rendah dari itu [33]. Adapun orang-orang yang beriman,
maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi
mereka yang kafir mengatakan : "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk
perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah [34], dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang
diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali
orang-orang yang fasik, [33] Diwaktu turunnya ayat 73 surat 23 Al Hajj yang di dalamnya Tuhan menerangkan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun mereka kerjakan bersama-sama, dan turunnya ayat 41 surat Al Ankabuut yang di dalamnya Tuhan menggambarkan kelemahan berhala-berhala yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu sebagai pelindung sama dengan lemahnya sarang laba-laba. [34] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Diketengahkan oleh Ibnu Jarir dari As-Saddiy dengan sanad-sanadnya,
tatkala Allah membuat dua buah perumpamaan ini bagi orang-orang munafik,
yakni firman-Nya, "Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang
menyalakan api" dan firman-Nya, "Atau seperti hujan lebat dari langit",
orang-orang munafik mengatakan bahwa Allah lebih tinggi dan lebih
agung-sampai membuat perumpamaan-perumpamaan ini. Maka Allah menurunkan,
"Sesungguhnya Allah tidak merasa malu untuk membuat tamsil
perumpamaan.." sampai dengan firman-Nya "... merekalah orang-orang yang
merugi." (Q.S. Al-Baqarah 26-27) Diketengahkan oleh Wahidi dari jalur
Abdul Ghani bin Said As-Tsaqafi, dari Musa bin Abdurrahman, dari Ibnu
Juraij, dari Atha, dari Ibnu Abbas, katanya, "Allah menyebutkan
tuhan-tuhan pujaan orang-orang musyrik, maka firman-Nya, 'Dan sekiranya
lalat mengambil sesuatu dari mereka,' (Al-Hajj 73) lalu disebutnya pula
tipu daya tuhan-tuhan itu, dan dianggap-Nya seperti sarang laba-laba,
maka kata mereka 'Bagaimana pendapatmu ketika Allah menyebut-nyebut
lalat dan laba-laba dalam Alquran yang diturunkan-Nya, apa maksud-Nya
dengan ini?' Maka Allah pun menurunkan ayat ini." Abdul Ghani adalah
orang yang amat lemah. Abdur Razaq mengatakan dalam Tafsirnya, "Mu`ammar
menyampaikan dari Qatadah tatkala Allah menyebut-nyebut soal lalat dan
laba-laba, bahwa orang-orang musyrik berkata, 'Kenapa pula soal lalat
dan laba-laba ini disebut-sebut?' Maka Allah menurunkan ayat ini."
Diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim, dari Hasan, katanya, "Tatkala turun
ayat, 'Hai manusia! Diberikan kepada kamu tamsil perbandingan', (Al-Hajj
73) orang-orang musyrik berkata, 'Tamsil perbandingan apa pulakah itu
sehingga dibuat?' Atau 'Peristiwa apa yang serupa dengan tamsil
perbandingan ini?' Maka Allah menurunkan ayat, 'Sesungguhnya Allah tidak
merasa malu untuk membuat suatu perumpamaan...' sampai dengan akhir
ayat." (Q.S. Al-Baqarah 26). Komentar saya, "Isnad keterangan pertama
lebih sah dan lebih cocok dengan apa yang dikemukakan pada awal surat,
apa lagi menyebutkan orang-orang musyrik tidak cocok dengan kedudukan
ayat ini sebagai ayat Madaniyah. Riwayat yang kita kemukakan dari
Qatadah dan Hasan, diceritakan pula oleh Wahidi tanpa isnad dengan
lafal, 'Kata orang-orang Yahudi.' Hal ini lebih cocok."
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
alladziina yanqudhuuna 'ahda allaahi min ba'di miitsaaqihi wayaqtha'uuna maa amara allaahu bihi an yuushala wayufsiduuna fii al-ardhi ulaa-ika humu alkhaasiruuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
27. (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Diketengahkan oleh Ibnu Jarir dari As-Saddiy dengan sanad-sanadnya,
tatkala Allah membuat dua buah perumpamaan ini bagi orang-orang munafik,
yakni firman-Nya, "Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang
menyalakan api" dan firman-Nya, "Atau seperti hujan lebat dari langit",
orang-orang munafik mengatakan bahwa Allah lebih tinggi dan lebih
agung-sampai membuat perumpamaan-perumpamaan ini. Maka Allah menurunkan,
"Sesungguhnya Allah tidak merasa malu untuk membuat tamsil
perumpamaan.." sampai dengan firman-Nya "... merekalah orang-orang yang
merugi." (Q.S. Al-Baqarah 26-27) Diketengahkan oleh Wahidi dari jalur
Abdul Ghani bin Said As-Tsaqafi, dari Musa bin Abdurrahman, dari Ibnu
Juraij, dari Atha, dari Ibnu Abbas, katanya, "Allah menyebutkan
tuhan-tuhan pujaan orang-orang musyrik, maka firman-Nya, 'Dan sekiranya
lalat mengambil sesuatu dari mereka,' (Al-Hajj 73) lalu disebutnya pula
tipu daya tuhan-tuhan itu, dan dianggap-Nya seperti sarang laba-laba,
maka kata mereka 'Bagaimana pendapatmu ketika Allah menyebut-nyebut
lalat dan laba-laba dalam Alquran yang diturunkan-Nya, apa maksud-Nya
dengan ini?' Maka Allah pun menurunkan ayat ini." Abdul Ghani adalah
orang yang amat lemah. Abdur Razaq mengatakan dalam Tafsirnya, "Mu`ammar
menyampaikan dari Qatadah tatkala Allah menyebut-nyebut soal lalat dan
laba-laba, bahwa orang-orang musyrik berkata, 'Kenapa pula soal lalat
dan laba-laba ini disebut-sebut?' Maka Allah menurunkan ayat ini."
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
kayfa takfuruuna biallaahi wakuntum amwaatan fa-ahyaakum tsumma yumiitukum tsumma yuhyiikum tsumma ilayhi turja'uuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
28. Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
huwa alladzii khalaqa lakum maa fii al-ardhi jamii'an tsumma istawaa ilaa alssamaa-i fasawwaahunna sab'a samaawaatin wahuwa bikulli syay-in 'aliimun | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
wa-idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii jaa'ilun fii al-ardhi khaliifatan qaaluu ataj'alu fiihaa man yufsidu fiihaa wayasfiku alddimaa-a wanahnu nusabbihu bihamdika wanuqaddisu laka qaala innii a'lamu maa laa ta'lamuuna | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." |
+ comments + 6 comments
maaf mau nambahin resensi aja nih kajian tafsir alquran surah albaqarah aya ke 1 dari kitab tafsir al munir karya syeh nawawi al jawi
Alhamdulillah Anak saya hafal 1 sampe 30
Saya sudah berumur 23 tahun. Saya malu karena belum hafal Al-Qur'an. Sedangkan, di luar sana banyak Hafiz dan Hafizah yg berusia dini.
Sangat bermanfaat.. terimakasih.. jazakAllah khoiron..
Sangat bermanfaat.. terimakasih.. jazakAllah khoiron..
ngak usah malu.. smggat belajar dong..
Post a Comment